Muhibbin Prof. Dr. Al Muhadits Al Allamah Abuya Sayyid Muhammad bin 'Alawi Al Maliki Al Hasani

Abuya dan Santrinya di Tengah-tengah Undangan

Dapatkan beragam kitab-kitab Karangan Abuya Sayyid Muhammad bin Alawi Al Maliki Al Hasani di website www.kitababuya.com

Abuya  As-Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki Al-Hasani juga pernah bercerita bahwa sekali waktu, beliau menghadiri undangan peresmian rumah baru dari salah satu muhibbin beliau di Kota Madinah. Cerita ini sudah lama terjadi, sebelum al-faqir mendapatkan kehormatan untuk mengabdi kepada beliau.

Walhasil, di waktu dan hari yang telah ditentukan, Abuya berangkat menghadiri acara tersebut. Seperti biasanya, beliau hadir dengan mengajak sebagian santrinya secara bergiliran, kecuali mereka yang berperan sebagai Muqri’ (Juru Qira’ah) atau Munsyid (Juru Qasidah), yang kedua lebih sering diajak oleh beliau dibandingkan santri-santri lainnya. Entah kenapa, saat itu beliau tidak mengajak santri yang ahli qira’ah, entah karena factor lupa atau memang santri yang bersangkutan sedang tidak ada, Wallalhu ‘alam.


Saatnya acara hendak dimulai. Si Shahibul bait menyerahkan acara sepenuhnya kepada Abuya untuk di atur dan dipimpin seperti biasanya. Dan sudah menjadi sebuah adat di Hijaz, acara sacral seperti itu dimulai dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an. Saat itu, Abuya tampak menolah-noleh seperti mencari seseorang dari para hadirin yang bisa dan biasa membaca Al-Qur’an, namun beliau tidak mendapatinya. Agar acara segera dimulai, maka Abuya langsung menunjuk salah satu santrinya untuk membacakan ayat suci Al-Qur’an. Si santri kaget bukan kepalang mendapat perintah seperti itu. Ia benar-benar tidak menyanga dirinya akan ditunjuk oleh beliau, karena ia memang tidak ahli dalam qira’ah. Demi memenuhi perintah sang guru, ia pun memberanikan diri untuk membacanya. Akan tetapi, surah apa yang i abaca?  Ternyata ia membaca surah yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan peresmian rumah. Ia membaca surah-surah itu yang ia hafal. Tiga surah itu pun ia lantunkan dengan nada pas-pasan, karena ia memang tidak memiliki keahlian di bidang itu.

Mendengar bacaan surah itu, para hadirin tercenggang kaget. Tentu saja, Abuya dibuat malu dengan kejadian itu. Namun, di sela-sela si santri membaca surah tersebut, beliau menyiapkan jawaban penyelamat untuk mengatasi kondisi yang memalukan itu. Setelah si santri selesai membacanya, Abuya kemudian mengambil mikrofon dan langsung berceramah. Dalam ceramahnya itu, beliau menyinggung tentang bacaan Al-Qur’an si santri tadi. Beliau berkata, “bacaan anak tadi sangatlah tepat dengan acara peresmian rumah ini, dan sangat cocok untuk konteks ini. Dengan membaca tiga surat Al-Mu’awwidzat tersebut ia berlindung kepada Allah subhanu wa ta’ala dan sekaligus berdoa kepada-Nya untuk shahibul bait agar diselamatkan dari gangguan manusia yang jahat dan hasud, serta diselamatkan dari godaan setan yang terlaknat, sehingga ia dapat hidup tenang dan bahagia di rumah barunya ini”. Para hadirin merasa puas dengan penjelasan yang dipaparkan oleh Abuya, dan si shahibul bait pun merasa senang dan bahagia.

Sumber: Majalah Mafahim Edisi 36 Halaman 56
Oleh: Habib Musthofa bin Husain Al Jufri

Abuya dan Santrinya di Tengah-tengah Undangan Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Agus Candra Kurniawan