Muhibbin Prof. Dr. Al Muhadits Al Allamah Abuya Sayyid Muhammad bin 'Alawi Al Maliki Al Hasani

Ngaji Rasa, Ngaji Sanad, Ngaji Data : Menjaga Amanah Rasulullah di Era Siber

Dapatkan beragam kitab-kitab Karangan Abuya Sayyid Muhammad bin Alawi Al Maliki Al Hasani di website www.kitababuya.com

Faris Dedi Setiawan Bersama Gus Muhammad Saad Hasany dan Ustadz Muhammad Zuhri




.

Assalamu'alaykum wa barakatullahi wa barakatuh,

Sehari-hari, ikhtiar (usaha) saya adalah di dunia digital. Sebuah dunia yang seringkali dianggap kaku, logis, dan "tak ber-ruh". Dunia saya adalah tentang codingserver, analisis data, dan cyber security.

Namun, akal tanpa ruh akan kering. Logika tanpa adab akan tersesat. Di sinilah qadarullah mempertemukan saya dengan sebuah oase, sebuah majelis "ngaji rasa" bernama "Juragan Ngaji Semarang", yang dibimbing oleh guru kita, Gus Muhammad Saad Hasany .

Di majelis ini, kami tidak hanya belajar membaca teks. Kami belajar adab (etika) sebelum ilmu. Kami belajar tentang amanah (integritas) sebelum profesi.

Satu hal yang saya pahami dari beliau (Gus Saad) , kearifan yang beliau ajarkan bukanlah buah pemikirannya sendiri. Itu adalah warisan. Warisan dari sebuah mata rantai emas (sanad) keilmuan yang tersambung, dari guru-guru beliau di Makkah Al-Mukarromah, terutama dari Bait (keluarga) Al-Maliki, Abuya Prof. Dr. As-Sayyid Muhammad bin 'Alawi Al Maliki Al Hasani, yang ilmunya terus mengalir hingga bersambung kepada datuk beliau, Rasulullah Muhammad SAW.

Lalu, apa hubungan antara sanad mulia ini dengan pekerjaan saya sebagai praktisi IT?

Amanah: Warisan Sanad yang Terlupakan di Era Digital

Di majelis, kami diajarkan bahwa inti dari semua ilmu adalah amanah. Amanah untuk menjaga titipan Allah.

Perintah ini sudah sangat jelas:

 

$$إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَن تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَىٰ أَهْلِهَا$$

 

"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya..."

(QS. An-Nisa: 58)

Saya kemudian tersadar. Apa yang diajarkan guru-guru kita ribuan tahun lalu melalui sanad emas itu, kini sedang diuji di profesi saya.

  • Data klien yang dipercayakan kepada saya di Whitecyber, adalah Amanah.
  • Privasi ribuan responden survei yang saya olah, adalah Amanah
  • Kerahasiaan sistem keamanan siber yang saya audit, adalah Amanah.

Ngaji rasa dan ngaji sanad bersama Gus Saad telah mengubah cara pandang saya terhadap ngaji data.

Jika dulu cyber security adalah soal profesi, kini ia adalah soal pertanggungjawaban. Jika dulu riset data adalah soal akurasi, kini ia adalah soal integritas dan kejujuran intelektual .

Saya menyadari bahwa mengkhianati data klien sama buruknya dengan mengkhianati janji. Karena Rasulullah SAW bersabda, salah satu tanda munafik adalah: "...wa idza' tumina khaana" (...dan jika diberi amanah, ia berkhianat). (HR. Bukhari).

Penutup: Khidmah Digital dengan Ruh Sanad

Bagi saya pribadi, ngalap berkah (mencari berkah) dari majelis ilmu dan para guru yang bersanad (seperti Gus Saad dan para muhibbin Abuya Maliki) bukan hanya tentang hadir dan mencium tangan.

Tapi tentang bagaimana membawa "ruh" ngaji itu ke dalam kantor kita, ke dalam laptop kita, ke dalam setiap baris kode yang kita tulis.

Semoga Allah SWT senantiasa menjaga guru-guru kita yang mulia, dan semoga kita semua—apapun profesi kita—dimampukan untuk menjadi pribadi yang amanah, sehingga kita tidak memutus mata rantai warisan berharga dari Rasulullah SAW di bidang kita masing-masing.

Wallahul muwaffiq ila aqwamith thariq. Wassalamu'alaykum wa barakatullahi wa barakatuh.

.

Tentang Penulis :

Faris Dedi Setiawan adalah Founder dari Whitecyber, seorang praktisi teknologi yang mendedikasikan keahliannya di bidang riset dan keamanan siber. Ia juga merupakan khadim (pelayan) dan jamaah aktif di majelis "Juragan Ngaji Semarang" di bawah bimbingan Gus Muhammad Saad Hasany, yang sanad keilmuannya tersambung kepada Abuya Sayyid Muhammad bin 'Alawi Al Maliki Al Hasani.

 


Ngaji Rasa, Ngaji Sanad, Ngaji Data : Menjaga Amanah Rasulullah di Era Siber Rating: 4.5 Diposkan Oleh: satria pixel